Jumat, 16 April 2010

Telepon dari Surga

Habluminallah bukan saja hubungan ritualitas antara manusia dengan Tuhannya, melainkan juga mengandung konsep kerjasama antara kita dan sang pencipta. Tuhan menciptakan hati kepada manusia, agar manusia mampu melaksanakan sifat-sifat Tuhan berikut sebagian kecil tugasnya dalam mengatur kehidupan di dunia. Itulah sebabnya Allah mengatakan bahwa manusia adalah khalifah (=pemimpin) di dunia, minimal pemimpin bagi dirinya sendiri.

Lima kali sehari setidaknya kita mendapat telepon dari surga,
Surga : "Kringggggggg…..(begitulah analoginya)
Jawaban dari Telepon kita: "Maaf saya sedang sibuk tidak bisa diganggu, atau Menjawab dengan kalimat "Maaf nomor yg anda hubungi sedang sibuk"

Itulah prilaku kita ketika kita diminta untuk paling lama 5 menit saja menunaikan ibadah shalat. Namun panggilan itu tak pernah berhenti untuk mengingatkan kita agar selalu dekat dengan Sang Pencipta.

Ketika hamba Allah berada dalam kesulitan, Tuhan pun dengan kuasanya membisikkan hati kita utk bersedia membantunya (bersedakah). Yang kita lakukan adalah menghitung-hitung berapa kerugian rejeki yg harus dikeluarkan ketika kita harus bersedakah, dan berapa pula imbalan dari Tuhan?

Tetapi ketika kita dalam kesulitan, setiap saat, setiap menit kita akan menelpon Tuhan, menggedor-gedor pintunya dengan wajah memelas dan cucuran air mata, memohon bantuan Sang Khalik untuk membantu kita dari keterpurukan duniawi, (padahal ketika Tuhan meminta bantuan kita, kita berhitung imbalan, ketika Tuhan merindukan kita menghadap padanya, kita acuhkan.

Lantas apabila Tuhan berlaku sama kepada kita, mengatakan sibuk untuk kita, berhitung ketika hendak memberikan rejeki kepada kita. Apa yg bisa kita lakukan?
Kecuali mengutuk bahwa Tuhan tidak adil, Tuhan tidak memiliki kekuatan, atau Tuhan tidak ada…

Subhanallah dari sekian banyak laknat yang telah kita lakukan, Tuhan ternyaata masih sayang pada kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar